Minggu, 03 Juni 2012

ANGKA KEMATIAN IBU HAMIL DI BEBERAPA NEGARA

Data yang di paparkan di bawah ini angka kematian ibu hamil karena faktor begaram penyakit, dan data ini di peroleh dari WHO antara lain



MMR globalCountry MMR 2008     MMR    1990



Italy 3.9 7.4
2 Sweden 4.6 6.3
3 Luxembourg 4.8 6.6
4 Australia 5.1 6.3
5 Austria 5.5 8.0
6 Ireland 5.7 6.8
7 Israel 5.9 10.5
8 Malta 6.3 15.0
9 Canada 6.6 5.7
10 Spain 6.7 8.8
11 Japan 6.8 11.7
12 Czech Republic 6.9 12.3
13 Germany 7.0 11.6
14 Slovakia 7.0 13.4
15 Hungary 7.1 16.3
16 Iceland 7.1 9.3
17 Finland 7.2 7.3
18 Poland 7.4 21.5
19 Switzerland 7.4 7.0
20 Netherlands 7.6 9.2
21 Norway 7.6 6.8
22 Albania 8.1 36.0
23 United Kingdom 8.2 8.4
24 Greece 8.4 7.6
25 New Zealand 8.5 10.7
26 United Arab Emirates 8.6 30.9
27 Serbia 8.9 11.8
28 Denmark 9.4 7.1
29 Belgium 9.5 8.3
30 Portugal 9.5 16.2
31 France 10.0 14.2
32 Korea, South 11.4 18.3
33 Bosnia and Herzegovina 11.8 32.3
34 Croatia 14.1 14.5
35 Qatar 14.3 48.8
36 Taiwan, Province of China 14.3 26.1
37 Singapore 15.7 12.2
38 Lithuania 16.0 22.4
39 United States 16.7 11.5
40 Macedonia 16.7 20.0
41 Latvia 17.8 29.6
42 Slovenia 18.7 15.7
43 Montenegro 19.0 32.6
44 Belarus 19.1 27.6
45 Moldova 20.5 41.7
46 Chile 21.1 43.7
47 Turkmenistan 21.6 66.9
48 Estonia 22.5 28.4
49 Oman 23.8 84.9
50 Lebanon 23.9 76.4
51 Uruguay 24.7 32.8
52 Costa Rica 25.3 32.0
53 Romania 26.1 91.8
54 Kuwait 26.1 47.9
55 Bulgaria 27.7 33.7
56 Iran 27.8 63.7
57 Saudi Arabia 27.9 94.3
58 Mauritius 28.1 64.9
59 Armenia 29.5 35.6
60 Sri Lanka 29.8 52.3
61 Ukraine 29.8 34.9
62 Russia 34.1 48.3
63 Jamaica 34.4 50.2
64 Jordan 34.8 102.5
65 Bahrain 36.0 89.3
66 Tunisia 36.1 141.2
67 Georgia 37.0 28.3
68 Brunei Darussalam 37.0 61.8
69 El Salvador 37.1 135.3
70 Azerbaijan 37.3 38.6
71 Libya 39.6 124.3
72 Trinidad and Tobago 39.7 65.9
73 Cuba 40.1 46.8
74 China 40.1 86.9
75 Cyprus 40.7 97.6
76 Malaysia 42.4 76.4
77 Egypt 43.1 195.4
78 Kazakhstan 44.0 61.3
79 Panama 44.1 61.2
80 Uzbekistan 44.6 61.1
81 Saint Vincent and the Grenadines 45.0 82.3
82 Tajikistan 45.6 89.6
83 Occupied Palestinian Territory 45.6 91.8
84 Saint Lucia 46.3 91.5
85 Colombia 46.3 70.7
86 Grenada 46.7 99.2
87 Thailand 47.0 44.3
88 Venezuela 48.2 66.0
89 Argentina 48.9 60.0
90 Syrian Arab Republic 49.9 155.9
91 Mexico 51.6 73.1
92 Brazil 54.6 111.5
93 Turkey 57.9 121.5
94 Bahamas 58.5 79.9
95 Korea, North 64.2 67.9
96 Viet Nam 64.3 157.9
97 Algeria 66.1 188.6
98 Dominican Republic 66.3 96.4
99 Kyrgyzstan 69.3 65.3
100 Belize 73.5 87.7
101 Cape Verde 74.7 229.2
102 Maldives 75.2 366.3
103 Ecuador 77.1 181.2
104 Barbados 78.5 85.5
105 Peru 81.3 172.1
106 Philippines 83.6 174.4
107 Fiji 85.4 133.2
108 Guatemala 88.3 177.7
109 Nicaragua 102.6 100.8
110 Samoa 104.5 173.4
111 Honduras 105.3 163.7
112 Tonga 112.9 189.5
113 Paraguay 113.2 145.9
114 Suriname 116.4 105.6
115 Morocco 124.0 383.8
116 Micronesia 127.5 226.9
117 Iraq 130.5 211.7
118 Guyana 143.1 162.3
119 Vanuatu 178.4 335.9
120 Bolivia 180.2 439.3
121 Mongolia 207.4 404.0
122 Myanmar 219.3 662.0
123 Comoros 225.3 449.9
124 Indonesia 228.6 252.9
125 South Africa 236.8 120.7
126 Nepal 240.2 471.3
127 India 253.8 523.3
128 Bhutan 254.9 1145.4
129 Cambodia 265.8 409.1
130 Yemen 268.7 582.4
131 Gambia 281.3 628.5
132 Solomon Islands 284.1 499.8
133 Sao Tome and Principe 295.7 531.3
134 Equatorial Guinea 301.8 775.4
135 Sudan 306.3 592.6
136 Papua New Guinea 311.9 476.3
137 Burkina Faso 332.4 487.5
138 Bangladesh 338.3 724.4
139 Laos 339.2 1215.4
140 Uganda 352.3 571.0
141 Madagascar 373.1 484.4
142 Pakistan 376.5 541.2
143 Rwanda 383.4 813.4
144 Senegal 400.6 541.7
145 Ghana 409.2 549.0
146 Kenya 413.4 452.3
147 Togo 447.1 539.7
148 Tanzania, United Republic of 449.0 610.2
149 Djibouti 461.6 606.5
150 Benin 468.9 587.6
151 Gabon 493.5 422.5
152 Botswana 518.8 236.8
153 Congo, Dem Rep 533.6 550.0
154 Burundi 569.6 711.6
155 Haiti 582.5 898.2
156 Namibia 586.2 353.7
157 Ethiopia 589.7 967.7
158 Angola 592.5 1156.4
159 Mozambique 598.8 385.0
160 Niger 600.7 890.1
161 Zambia 602.9 594.2
162 Nigeria 608.3 473.4
163 Congo 616.8 616.4
164 Zimbabwe 624.3 231.8
165 Mali 669.7 831.1
166 Somalia 674.6 962.8
167 Cameroon 704.6 522.6
168 Mauritania 712.2 1295.4
169 Swaziland 735.6 358.7
170 Eritrea 751.2 1292.5
171 Guinea-Bissau 804.3 966.0
172 Liberia 858.9 728.6
173 Guinea 859.9 964.7
174 Timor-Leste 928.6 1016.3
175 Côte d'Ivoire 944.1 580.3
176 Lesotho 963.5 363.2
177 Sierra Leone 1032.7 1044.2
178 Chad 1065.2 891.0
179 Malawi 1140.1 743.2
180 Central African Republic 1570.4 1757.1
181 Afghanistan 1575.1 1261.0




Data di atas belum di bagi menjadi per penyakit penyebab kematian ibu hami, Dari data dia atas yang di pokuskan adalah mencari persentase penyebab kematian ibu hamil karena penyakit varises. 


Maka dari data di atas di dapatkanlah Jumlah kematian Ibu Hamil Di Asia Tenggara Karena Penyakit "Varises"


 JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL AKIBAT VARISES




NO NEGARA MMR 2008
1 INDONESIA 0.30%
2 MALAYSIA 0.02%
3 THAILAND 0.05%
4 SINGAPURA 0.03%
5 LAOS 0.09%
6 KAMBOJA 0.12%
7 VEITNAM 0.15%
8 BRUNAI 0.11%
9 FILIPINA 0.07%
10 MYANMAR 0.10%


Dari Persentase di atas ratio kematian Ibu di asia tenggara akibat penyakit varises / vena memanglah sedikit, seperti di Indonesia Jumlah Kematian Ibu Hamil akibat penyakit varises adalah 0.30 % yang berarti bahwa tabel di atas adalah perkelahiran 100.000 jiwa, maka 0.30 % x 100.000 = 300 jiwa, kemudian Malaysia 0.02 % x 100.000 = 20 jiwa, begitu juga dengan Thailand 0.05 % x 100.000 = 50 jiwa. Singapura 0.03 % 100.000 = 30 jiwa, Laos 0.09 % x 100.000 = 90 jiwa, Kamboja 0.12 % x 100.000 = 120 jiwa, Veitnam 0.15 % x 100.00 = 150 jiwa, Brunai 0.11 % x 100.000 = 110 jiwa, Flipina 0.07 % x 100.000 = 70 jiwa, yang terakhir adalah Myanmar 0.10 % 100.000 = 100 jiwa. Dari tabel di atas angka kematian yang paling tinggi adalah ini Indonesia, faktor mengakibatkan hal tersebut sangatlah banyak, antara lain pendidikan si ibu, kemiskinan, serta minimnya perhatian pemerintah indonesia.


sumber dari data WHO :



ANGKA KEMATIAN IBU HAMIL TERTINGGI DI ASIA TENGGARA

Angka Kematian Ibu Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara!

Di dunia ini, tiada cinta yang lebih besar daripada cinta seorang sahabat yang rela mengorbankan nyawanya sendiri demi sahabatnya. Siapakah sahabat itu? Ia adalah malaikat tak bersayap yang turun ke dunia dalam wujud manusia, dialah bunda atau ibu kita tersayang. Namun bagaimanakah nasib ibu di Indonesia sekarang? Ternyata Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN! Apa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan kesehatan ibu? Apa korelasi kesehatan ibu dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang merosot ke peringkat 124, jauh tertinggal dari negara terdekat Singapura (26), Brunei (33), Malaysia (61) dan Filipina (112)?  Bagaimana kita menyikapinya? Simak ulasan tajam berikut atas artikel VOA Indonesia pada tanggal 5 April 2012, Indonesia Akan Luncurkan Program Emas untuk Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan:

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Namun Nasibnya Sungguh Tragis!

“Kasih ibu kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa.
Hanya memberi tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia…”

- SM Muchtar -
Kita tentu masih ingat lagu Kasih Ibu yang begitu indah kita nyanyikan ketika masih anak-anak. Kasih ibu memang tak terhingga namun nasibnya sungguh tragis. Data United Nations Development Programme (UNDP) menyebutkan bahwa dari 5.000.000 kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Rasio kematian ibu melahirkan di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN, yaitu 1 dari 65. Rasio ini sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga, Thailand, yang hanya memiliki rasio ibu meninggal 1 dari 1.100. Itu berarti setiap tahunnya di Indonesia ada 20.000 anak piatu yang terlahir tanpa pernah merasakan air susu ibu serta kasih sayang ibu kandungnya. Apakah yang menjadi penyebab tingginya AKI di Indonesia?
1. Pendidikan Ibu Sangat Vital Bagi Kesehatan Anak
Penyerapan informasi yang beragam dan berbeda sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seorang ibu. Latar pendendidikan formal serta informal akan sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan para ibu mulai dari segi pikiran, perasaan maupun tindakannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu, maka akan semakin tinggi pula kemampuan dasar yang dimiliki ibu dalam merawat anaknya mulai dari proses kehamilan hingga pemberian Air Susu Ibu (ASI). Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap seorang ibu dalam menyerap dan mengubah sistem informasi tentang ASI. Dimana ASI merupakan makanan utama dan terbaik untuk bayi usia 0-2 tahun.
2. Lebih dari 33% Ibu di Indonesia Tidak Tamat SD
Angka Kematian Ibu yang begitu tinggi salah satunya karena tingkat pendidikan para ibu di Indonesia yang masih sangat rendah. Jika kita melihat dari jenjang pendidikan, data Badan Pusat Statistik tahun 2010 menyatakan bahwa mayoritas ibu di Indonesia tidak memiliki ijazah SD, yakni sebesar 33,34 persen. Selanjutnya sebanyak 30,16% ibu hanya memiliki ijazah SD atau sederajat. Dan hanya terdapat 16,78% ibu yang berpendidikan setara SMA. Hanya 7,07% ibu yang berpendidikan perguruan tinggi. Hmm… pantas saja tingkat kematian ibu serta gizi bayi di Indonesia begitu buruk. Mau tidak mau cara paling struktural untuk membenahi kesehatan para ibu dan anaknya adalah dengan memberi mereka pendidikan yang layak terlebih dahulu. Bagaimana mungkin seorang ibu bisa mengetahui nutrisi yang mereka butuhkan selama masa kehamilan jika sama sekali tak pernah mendengar nama asam folat dan kolin? Padahal keduanya sangat vital pada masa kehamilan sang ibu. Tentunya pelajaran Biologi dan Kimia di sekolah perlu lebih mengedepankan nilai-nilai yang mempersiapkan calon-calon ibu di masa depan dengan mantap.
3. TV Memiliki Peran Kunci Mencerdaskan Para Ibu
Televisi merupakan tontonan favorit para ibu mulai dari kota besar hingga desa terpencil. Program TV belakangan ini banyak dicerca masyrakat karena hanya memberikan program hiburan hura-hura serta sinetron tak bermutu. Padahal jika para pemiliki stasiun TV mau lebih arif dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi, TV bisa memilki peran kunci dalam mencerdaskan para ibu. Ada baiknya Kementrian Kesehatan bersama sektor swasta memberikan program-program TV yang edukatif untuk para ibu mengenai nutrisi, pentingnya ASI eksklusif, serta kesehatan ibu dan anak. Pendidikan yang edukatif ini tentu bisa pula dikemas dalam bentuk sinetron berkualitas sehingga akan ditonton terus oleh para ibu setiap hari. Apakah ada pihak stasiun TV yang tergerak hatinya untuk mencerdaskan pengetahuan para ibu? Semoga…
4. Minimnya Tenaga Bidan & Dokter di Daerah
Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia, Harni Koesno, mengakui bahwa bidan tidak bisa menjangkau seluruh ibu di daerah, utamanya di daerah terpencil. Karenanya, tidak heran jika ada persalinan yang hanya ditangani oleh dukun bayi. Saat ini jumlah bidan baru sekitar 200 ribu. Itupun sebagian besar ada di Jawa dan Sumatra. Sedangkan total dukun bayi di Indonesia saat ini mencapai 114.290. Tentunya akan sangat masif jika Sekolah Kebidanan mau memberikan pelatihan serta kemitraan dengan para dukun bayi agar bisa menggantikan sementara peran para bidan. Kabar baiknya, saat ini sudah ada 70.783 dukun bayi yang mau bermitra dengan bidan. Ke depannya diharapkan banyak pihak swasta yang mau terlibat membangun sekolah-sekolah kebidanan di daerah-daerah terpencil. Selain membuka lapangan kerja yang lebih luas, tentunya hal ini akan secara masif meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menyusui. Siapa yang tertarik? Mari kita bangun sekolah kebidanan dengan biaya terjangkau di seluruh pelosok Indonesia.
5. Jampersal Bisa Menjadi Bagian dari Solusi
Jaminan Persalinan (Jampersal) bisa menyelamatkan nyawa banyak ibu di Indonesia. Tahun 2012 ini pemerintah menganggarkan Rp 922,7 miliar untuk 2,8 juta ibu. Dengan Jampersal, maka proses persalinan dan setelah melahirkan menjadi lebih terpantau sehingga mengurangi resiko ibu meninggal. Jampersal bisa memberikan pelayanan cuma-cuma bagi ibu melahirkan lengkap dengan pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan pelayanan kesehatan pasca melahirkan. Ini merupakan solusi yang cukup efektif untuk masa mendatang bagi para ibu. Jampersal diharapkab bisa menjadi bagian dari solusi kesehatan ibu dan anak.

6. Kota Solo Mencatat Prestasi Mengagumkan Kesehatan Ibu dan Anak
Tak habis rasanya decak kagum yang kita berikan kepada Walikota Solo, Joko Widodo. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Republik Indonesia, ratusan ibu lulus sekolah kehamilan. Selama sekolah khusus ibu hamil, para bunda tidak hanya diajarkan secara teori menjaga kehamilan saja, namun juga pasca kelahiran. Para bunda diberitahu juga secara praktek cara bagaimana menjaga kondisi tubuh menjelang atau sesudah kelahiran, senam hamil, proses persalinan, cara memberikan ASI ekslusif bagi bayi, menjaga asupan gizi ibu menyusui maupun bayi, serta cara menyusui bayi yang benar. Tentu semua ini merupakan ilmu yang sangat penting dan berharga yang wajib diketahui oleh para ibu hamil. Pelatihan ibu hamil ini sangat perlu untuk diadakan di kota-kota lain. Tentunya jika ada donatur yang bersedia membantu, pelatihan seperti ini bisa dibuatkan juga dalam bentuk multimedia, aplikasi handphone, online learning serta video pembelajarannya. Dengan bekal yang memadai nantinya para ibu hamil akan jauh lebih siap menghadapi kelahiran anaknya.
7. Satu dari Sepuluh Kehamilan Ternyata Tidak Diinginkan
Survei membuktikan bahwa 1 dari 10 kehamilan yang terjadi sebenarnya tidak diinginkan oleh sang ibu. Oleh karena itu, BKKBN dan TNI telah menjalin kerjasama untuk mensosialisasikan pentingnya alat kontrasepsi. Saat ini secara nasional rasio ketersediaam alat kontrasepsi hanya 61,7%. Sulit sekali mendapatkan alat kontrasepsi di daerah terpencil. Bahkan banyak masyarakat daerah yang belum pernah mendengar sama sekali apa itu alat kontrasepsi. Banyak pula terjadi di daerah bahwa gadis muda yang baru berusia 17-18 tahun sudah harus menanggung beban tanggung jawab yang sangat serius sebagai seorang ibu. Menjadi seorang ibu perlu persiapan, pengetahuan serta kesiapan mental yang matang oleh karena itu sangat penting para wanita tidak menikah di usia yang terlalu muda.
8. Target MDG 2015 Mustahil Tercapai Jika Kita Tak Berperan Serta!
Pada survei tahun 2007, angka kematian ibu mencapai 228 per 100 ribu. Artinya, dalam 100 ribu ibu terdapat 228 ibu yang meninggal dunia karena melahirkan. Padahal target Millenium Development Goals (MDG) tahun 2015 adalah 102 per 100 ribu. Salah satu target MDG untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan 1990-2015. Target MDG untuk menurunkan rasio AKI menjadi 102 setiap 100.000 kelahiran adalah hal yang mustahil! Sungguh menyedihkan jika kita melihat data 5 tahun terakhir yang menyatakan bahwa AKI 5 tahun terakhir tidak mengalami peningkatan sama sekali! Kementrian Kesehatan melansir data survei bahwa pada  tahun 2007 lalu AKI berada di angka 228, di tahun 2008 AKI sempat turun tipis menjadi 226 namun ternyata pada tahun 2010 kemarin angka kematian ibu justru merosot jauh ke angka 390! Slamet Riyadi Yuwono, Direktur Jendral Nutrisi dan Kesehatan Ibu & Anak mengakui bahwa penurunan AKI sangat lamban dan di luar target yang seharusnya. Beliau mengakui target AKI 102 mustahil tercapai. Lantas di mana pemerintah selama ini? Di mana negara? Betapa murahnya nyawa seorang ibu di negeri ini? Apakah lantas kita sebagai warga negara berdiam diri? Jika tidak ada ibu di dunia ini maka kita tidak akan lahir. Marilah menjadi bagian dari solusi kesehatan ibu, mari kita bergerak bersama!
Perbaikan Kesehatan Ibu Mengantar Cina Menjadi Kekuatan Ekonomi Nomor 2 di Dunia
Sepuluh tahun yang lalu, Cina hanyalah negara miskin dan terbelakang dan hal pertama yang dilakukan oleh pemerintah Cina untuk mengatasi hal ini adalah dengan memprioritaskan kesehatan ibu dan anak. Ibu adalah pilar penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Di saat seorang ayah harus bekerja dari pagi hingga malam hari, hanya sang ibulah yang ada di sisi sang anak pada masa awal-awal pertumbuhannya. Ibu yang tidak memiliki pengetahuan dan pendidikan yang baik pada akhirnya hanya akan membesarkan anak secara serampangan. Jauh sebelum pemerintah Cina membangun kereta supercepat, bendungan superbesar serta jembatan superpanjang, mereka terlebih dahulu menginvestasikan dana milyaran yuan untuk pendidikan dan kesehatan para ibu! Kini kesehatan ibu di Cina telah berhasil menunjukkan hasil yang sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir.

Angka Kematian Ibu di Cina hanya 26 dari 100.000!

Sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia, 1,3 milyar penduduk, Cina mencatat sejarah emas. Angka kematian ibu ditekan drastis hingga 26 setiap 100.000 persalinan. Menteri Kesehatan Cina, Chen Zhu, mengakui bahwa Cina sudah mencapai sasaran MDG jauh sebelum tahun 2015. Hasil-hasil yang telah dicapai Cina telah berhasil mendapatkan ratusan penghargaan di tingkat dunia. Seharusnya Indonesia yang hanya memiliki jumlah seperenam dari penduduk Cina malu! Jauh sebelum Indonesia membangun jembatan Suramadu dan jembatan Selat Sunda, harusnya pemerintah menginvestasikan dulu dana ratusan triliun untuk pendidikan dan kesehatan ibu. Pantaslah jika pertengahan tahun 2011 lalu seperti kita ketahui bersama, Cina resmi menyodok Jepang sebagai kekuatan ekonomi nomor 2 di dunia. Cina adalah bukti nyata bahwa kesehatan ibu adalah kunci kemakmuran suatu negara!

source :
http://partogi.blogdetik.com/2012/04/05/angka-kematian-ibu-indonesia-tertinggi-di-asia-tenggara/